Mengapa etika profesi akuntansi diperlukan?
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
• Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
• Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
• Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
• Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:
(1) Prinsip Etika,
(2) Aturan Etika, dan
(3) Interpretasi Aturan Etika.
Prinsip-prinsip etika profesi akuntansi
Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut : (Mulyadi, 2001: 53)
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.
6.Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Apa saja Prinsip-prinsip dalam etika profesi akuntansi?
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Terdapat 8 prinsip dalam sebuah etika profesi akuntansi yaitu:
Tanggung Jawab Profesi
Ketika melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang profesional, setiap anggota harus mempertimbangkan moral dan juga profesional di dalam semua kegiatan yang dilakukan.
Kepentingan Publik
Setiap anggota harus senantiasa bertindak dalam krangka memberikan pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan yang diberikan publik, serta menunjukkan komitmennya sebagai profesional.
Integritas
Untuk meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota wajib memenuhi tanggung jawabnya sebagai profesional dengan tingkat integritas yang setinggi mungkin.
Obyektivitas
Setiap anggota berkwajiban untuk menjaga tingkat ke-obyektivitas-nya dan terbebas dari benturan-benturan kepentingan dalam menjalankan tugas kewajiban profesional.
Kompetensi dan sifat kehati-hatian profesional
Setiap anggota wajib menjalankan jasa profesional dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan juga berkewajiban untuk mempertahankan keterampilan profesional pada tingkatan yang dibutuhkan ini untuk memastikan bahwa klien mendapatkan manfaat dari jasa profesional yang diberikan dengan kompeten berdasar pada perkembangan praktik, legislasi serta teknik yang mutakhir.
Kerahasiaan
Anggota harus menghormati kerahasiaan informasi selama melaksanakan jasa profesional. Tidak boleh menggunakan atau mengungkapkan informasi tersebut jika tanpa persetujuan terlebih dahulu kecuali memiliki hak atau kewajiban sebagai profesional atau juga hukum untuk mengungkapkan informasinya.
Perilaku Profesional
Tiap anggota wajib untuk berperilaku konsisten dengan reputasi yang baik dan menjauhi kegiatan/tindakan yang bisa mendiskreditkan profesi.
Standar Teknis
Anggota harus menjalankan jasa profesional sesuai standar teknis dan standar profesional yang berhubungan/relevan. Setiap anggota wajib untuk melaksanakan penugasan dari klien selama penugasan tersebut tidak berseberangan dengan prinsip integritas dan prinsip objektivitas.
Kamis, 15 Desember 2016
Senin, 14 November 2016
Meta analisis faktor-faktor yang mempengaruhi etika para akuntan
Meta analisis faktor-faktor etika para akuntan
Jurnal 1
Judul : pengaruh independensi, etika dan standar audit terhadap kualitas audit inspektorat aceh
(issn 2302-0164)
Peneliti : Muhammad khadafi, nadirsyah, syukriy Abdullah
Ada 3 variable yg mempengaruhi etika para auditor :
1. Independesi
Sikap ini sangat berpengaruh karena auditor harus memiliki kemampuan dalam mengundurkan setiap informasi yang Dibutuhkan dalam pengambilan keputusan dengan sikap yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan dengan pihak lain dan tidak tergantung pada orang lain.
2. Etika
Pelaksanaan audit dengan mematuhi etika yang berlaku akan meningkatkan standar mutu pekerjaan sehingga hasil audit akan lebih berkualitas.
3. Standar audit
Pelaksanaan pemeriksaan berdasarkan standar audit akan meningkatkan kredibilitas informasi yang digunakan atau diperoleh dari entitas yang diperiksa melalui pengumpulan dan pengujian secara objektif.
Jurnal 2
Judul : pengaruh kompetensi,independensi dan faktor-faktor dalam diri auditor lainnya dalam kualitas audit (Issn. 1410-9875)
Peneliti : Oklivia dan Aan Maklinah
Ada 4 faktor yang mempengaruhi yaitu :
1. Obyekytifitas
Obyekytifitas mengharuskan auditor untuk membuat penilaian audit yang berisi bukan hanya menyetujui dengan sikap diam untuk keinginan klien. Hal ini menunjukkan semakin tinggi Obyekytifitas maka semakin baik pula kualitas audit.
2. Pengalaman kerja
Merupakan proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal. Semakin banyak Pengalaman yang dimiliki seorang auditor maka semakin baik kualitas audit.
3. Integritas
Merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan Merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Integritas membawa pengaruh positif terhadap hasil audit semakin tinggi integritasnya semakin baik pula kualitas audit.
4. Tekanan anggaran waktu
Merupakan bentuk Tekanan yang muncul karena ada batasan waktu dalam penyelesaian penugasan audit. Tekanan anggaran waktu membawa pengaruh negativ tetapi tetap mempengaruhi kualitas audit. Semakin tinggi Tekanan anggaran waktu maka semakin rendah kualitas audit yg dihasilkan.
Jurnal 1
Judul : pengaruh independensi, etika dan standar audit terhadap kualitas audit inspektorat aceh
(issn 2302-0164)
Peneliti : Muhammad khadafi, nadirsyah, syukriy Abdullah
Ada 3 variable yg mempengaruhi etika para auditor :
1. Independesi
Sikap ini sangat berpengaruh karena auditor harus memiliki kemampuan dalam mengundurkan setiap informasi yang Dibutuhkan dalam pengambilan keputusan dengan sikap yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan dengan pihak lain dan tidak tergantung pada orang lain.
2. Etika
Pelaksanaan audit dengan mematuhi etika yang berlaku akan meningkatkan standar mutu pekerjaan sehingga hasil audit akan lebih berkualitas.
3. Standar audit
Pelaksanaan pemeriksaan berdasarkan standar audit akan meningkatkan kredibilitas informasi yang digunakan atau diperoleh dari entitas yang diperiksa melalui pengumpulan dan pengujian secara objektif.
Jurnal 2
Judul : pengaruh kompetensi,independensi dan faktor-faktor dalam diri auditor lainnya dalam kualitas audit (Issn. 1410-9875)
Peneliti : Oklivia dan Aan Maklinah
Ada 4 faktor yang mempengaruhi yaitu :
1. Obyekytifitas
Obyekytifitas mengharuskan auditor untuk membuat penilaian audit yang berisi bukan hanya menyetujui dengan sikap diam untuk keinginan klien. Hal ini menunjukkan semakin tinggi Obyekytifitas maka semakin baik pula kualitas audit.
2. Pengalaman kerja
Merupakan proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal. Semakin banyak Pengalaman yang dimiliki seorang auditor maka semakin baik kualitas audit.
3. Integritas
Merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan Merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Integritas membawa pengaruh positif terhadap hasil audit semakin tinggi integritasnya semakin baik pula kualitas audit.
4. Tekanan anggaran waktu
Merupakan bentuk Tekanan yang muncul karena ada batasan waktu dalam penyelesaian penugasan audit. Tekanan anggaran waktu membawa pengaruh negativ tetapi tetap mempengaruhi kualitas audit. Semakin tinggi Tekanan anggaran waktu maka semakin rendah kualitas audit yg dihasilkan.
Sabtu, 15 Oktober 2016
Jurnal tentang etika profesi akuntansi
Jurnal tentang Etika Profesi Akuntansi
PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS
AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Pendahuluan
Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika sampai dengan kasus Telkom di Indonesia membuat kredibilitas auditor semakin dipertanyakan. Kasus Telkom tentang tidak diakuinya KAP Eddy Pianto oleh SEC dimana SEC tentu memiliki alasan khusus mengapa mereka tidak mengakui keberadaan KAP Eddy Pianto. Hal tersebut bisa saja terkait dengan kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor masih diragukan oleh SEC, dimana kompetensi dan independensi merupakan dua karakteristik sekaligus yang harus dimiliki oleh auditor.
Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi (Christiawan, 2002). De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Deis dan Groux (1992) menjelaskan bahwa probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor.
Sebagian besar studi yang pernah dilakukan dalam rangka mengevaluasi kualitas audit, selalu membuat kesimpulan dari sudut pandang auditor (Widagdo et al., 2002). Hogan (1997) menjelaskan bahwa kantor auditor besar dapat memberikan kualitas audit yang baik dimana dapat mengurangi terjadinya underpricing pada saat perusahaan melakukan Initial Public Offering (IPO). Teoh dan Wong (1993) juga memberikan bukti bahwa ERC (Earnings Response Coefficient) perusahaan yang menjadi klien pada kantor audit besar, secara statistik signifikan lebih besar dibandingkan perusahaan yang menjadi klien pada kantor audit kecil. Kantor auditor yang besar menunjukkan kredibilitas auditor yang semakin baik, yang berarti kualitas audit yang dilakukan semakin baik pula (Hogan, 1997; Teoh dan Wong, 1993). Sutton (1993) telah melakukan penelitian mengenai pengukuran kualitas audit pada tahap proses. Penelitian yang dilakukan oleh Mock dan Samet (1982) mengembangkan daftar faktor-faktor kualitas audit potensial dari literatur yakni screening yang digunakan oleh auditor dan survey auditor untuk mengevaluasi daftar tersebut. Meier dan Fuglister (1992) mengungkapkan bahwa kualitas audit menurut konsep kos kualitas tradisional yang
terdiri dari 3 (tiga) kategori aktivitas yang perlu dianalisis. Kategori itu adalah persiapan, penilaian dan aktivitas kegagalan.
Penelitian mengenai independensi telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Pany dan Reckers (1980) yang menemukan bahwa independensi auditor dipengaruhi oleh ukuran klien dan pemberian hadiah. Kemudian Lavin (1976) dalam penelitiannya menjelaskan lebih mendalam konsep independensi dalam hal hubungan antara klien dan auditor melalui pengamatan pihak ketiga. Banyaknya penelitian mengenai independensi menunjukkan bahwa faktor independensi merupakan faktor penting bagi auditor untuk menjalankan profesinya.
Kompetensi dan independensi yang dimiliki auditor dalam penerapannya akan terkait dengan etika. Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai tanggungjawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas mereka (Nugrahaningsih, 2005). Penelitian tentang etika yang telah dilakukan oleh Cushing (1999) menawarkan sebuah kerangka kerja untuk menguji pendekatan standar etika dengan profesi akuntan. Kerangka kerja tersebut berdasarkan pada game theory dengan melalui pembelian opini oleh klien audit. Payamta (2002) menyatakan bahwa berdasarkan “Pedoman Etika” IFAC, maka syarat-syarat etika suatu organisasi akuntan sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang mengatur tindakan/perilaku seorang akuntan dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Prinsip tersebut adalah (1) integritas, (2) obyektifitas, (3) independen, (4) kepercayaan, (5) standar-standar teknis, (6) kemampuan profesional, dan (7) perilaku etika.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dikirim melalui surat (mail survey) yang disebut dengan data primer. Auditor yang menjadi sampel, akan dikirimi kuesioner yang berisi kumpulan pertanyaan tentang kompetensi, independensi, etika auditor dan kualitas audit. Peneliti akan menggunakan sistem bebas perangko balasan agar respon rate yang diinginkan tercapai. Apabila diperlukan, peneliti juga akan melakukan konfirmasi melalui kontak telepon pada KAP untuk mengingatkan dan percepatan pengembalian kuesioner.
Rumusan masalah
1) Adakah pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit?
2) Adakah pengaruh interaksi antara kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas audit
3) Adakah pengaruh independensi terhadap kualitas audit?
Tujuan masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris pengaruh terhadap kualitas audit, kompetensi dan etika audit, dan independensi terhadap kualitas audit.
Alat Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas ,uji reliabilitas, Uji asumsi Klasik
Hasil dan kesimpulan
Pengujian instrumen penelitian baik dari segi validitasnya maupun reliabilitasnya terhadap 75 responden diperoleh bahwa hasil instrumen penelitian yang dipergunakan adalah valid yang nilai korelasinya lebih besar dari 0,3 (Masrun dalam Sugiyono, 2002:106) dan koefisien keandalannya (Cronbach Alpha) lebih besar dari 0,6 (Sekaran, 2003:311). Dimana, untuk variabel kompetensi mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari 0,3 kecuali pertanyaan X16, sehingga tanpa mengikutsertakan X16 diperoleh koefisien alphanya sebesar 0,6629 dan semua item pertanyaan kuesioner untuk variable independensi, etika dan kualitas audit adalah valid dan reliable. Hasil pengujian dan item-item pertanyaan disajikan pada lampiran.
Dalam penelitian ini uji asumsi klasik dilakukan dengan melihat grafik dan nilai durbin watson. Uji grafik menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas dan tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Uji autokorelasi menggunakan Durbin Watson Test dimana menurut Santoso (2000:219), angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. Data menunjukkan Durbin Watson senilai 1.695, sehingga variabel tersebut independen (tidak ada autokorelasi).
Teori
1. Kualitas Audit
De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Deis dan Giroux (1992) melakukan penelitian tentang empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak
mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas sudit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.
Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003) menguji pengaruh independensi dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung hipotesa bahwa spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan, serta independensi berpengaruh negatif terhadap integritas laporan keuangan. Selain itu, mekanisme corporate governance berpengaruh secara statistis signifikan terhadap integritas laporan keuangan meskipun tidak sesuai dengan tanda yang diajukan dalam hipotesa.
2. Etika Auditor
Etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap sesamanya (Kell et al., 2002). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) etika berarti nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Maryani dan Ludigdo (2001) mendefinisikan etika sebagai seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi.
3. Kompetensi
Menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Lasmahadi (2002) kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja.
4.Independensi
Definisi independensi dalam The CPA Handbook menurut E.B. Wilcox adalah merupakan suatu standar auditing yang penting karena opini akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun (Mautz dan Sharaf, 1993:246).
Pengarang: M. NIZARUL ALIM (Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Bangkalan)
TRISNI HAPSARI (Alumni Pasca Sarjana Universitas Brawijaya)
LILIEK PURWANTI (Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang)
Penerbit: eprints.undip.ac.id (November,2015)
Minggu, 10 April 2016
20 test toefl about multiple choice and eror analysis
Name : Ade Barkah Assyifa
NPM : 20213127
Class : 3EB17
A. Multiple choice
1. I hope you don't mind _______ sitting here.
A. my
B. I had been
C. to be
D. that I may
2. On no account _______ call her at the office.
A. you
B. should you
C. that you may
D. to
3. Things would go a lot more smoothly if you _______
keep interrupting.
A. _________
B. do
C. didn't
D. will
4. We'll get you a car once you _______ your driving
test.
A. are passing
B. are having passed
C. have passed
D. might pass
5. She _______ forever practising on that out-of-tune
trumpet.
A. is
B. was being
C. has been
D. will have
6. Please tell me when to stop _______.
A. downpour
B. to have poured
C. pouring
D. pour
7. I regret to inform you that your application
_______ unsuccessful on this occasion.
A. has been
B. to be
C. should have been
D. is being
8. The number of girls in school and women in
parliaments has risen, and their overall access to contraception has improved
in the past decade, _____ new report.
A. published in a
B. according a
C. according to a
D. as stated in a
9. The 2000 Census showed that married couples _____
half of the 2 million households in the state, and 46 percent of those couples
had children living with them.
A. which they made up
B. and made up
C. to make up
D. made up
10. By far the most noticeable blemishes on the
surface of the Sun _____ sunspots.
A. are C.
That are
B. the D.
In the
B. Eror Analysis
1. Should we really speak of the “breakdown” of families when
we are perhaps witnessing new family forms and a new social structure arising
late capitalism?
A. Should we
B. when we are
C. arising
D. speak of
2. Public opinion polls have consistently demonstrated
the public’s willingness for 'tradeoff' economic growth for environmental
protection.
A. opinion polls
B. consistently
C. for
D. environmental
3. The economy is heavy dependent on
industry, and economic growth has always been of greater concern than
environmental preservation.
A. heavy
B. on industry
C. has always been
D. than
4. Advocacy for child war victims, children in hazardous
work, abused children and those variously exploited or handicapped has
attracted the attention and commitment of legislators and policy-makers through
the world.
A. in
B. those
C. has attracted
D. through
5. The increase population, and rapid economic
growth in recent years, have put a large and increasing stress on the
water resources and environment in Ho Chi Minh City, Vietnam.
A. increase
B. in recent years
C. on the water resources
D. in
6. Most of the large industries in the
country are well organised and structured and are sometimes backed up
internationally reputable mother companies.
A. Most of
B. in the
C. are
D.backed up
7. Full-time jobs for men are declining, while more
women are finding part- and full-time work. The result is declining
social status for men so they lose their role as the sole
financial provider.
A. while
B. is
C. so
D. as
8. The camp on the inhospitable, mosquito-infested
banks of the River Sekonyer, was set up to track the primates and learn
from their habitat, diet and behaviour.
A. mosquito-infested
B. set up
C. learn from
D. diet and behaviour
9. Italian citizens lead their counterparts in
the UK, France and Germany in supporting moves to bring the service
standards and practices of government's departments closer to those
achieved by the best private sector companies.
A. lead their counterparts
B. in supporting moves
C. practices of government's
D. those achieved
10. 'Everybody holds hands. This is the energy
that will get you through the evening. We're going to be a winning team.
Let's make it the best shift we've ever had. Go for it, guys!'.
A. holds hands
B. get you
C. Let's
D. for it
Jawaban :
A. Multiple Choice
1. A. My 6. C. Pouring
2. C. that you may 7. A. Has Been
2. C. that you may 7. A. Has Been
3. C. didn't 8. C. According to a
4. C. have passed 9. D. Made up
5. A. Is 10. A. Are
B.
Eror Analysis
11. C 6. D
22. C 7. C
33. A 8. C
44. D 9.
C
55. A 10.
A
Rabu, 06 April 2016
Selasa, 05 April 2016
Rabu, 30 Maret 2016
bab 1
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada umumnya suatu
perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu pengorbanan sumber daya manusia yang
memerlukan suatu imbalan atau jasa yang dikorbankan. Pengorbanan tersebut
disebut gaji. “Gaji adalah suatu bentuk pembayaran periodik dari seorang
majikan pada karyawannya”. (menurut Wikipedia). Ketentuan besar kecilnya gaji
yang diberikan suatu perusahaan merupakan sasaran utama bagi para pencari kerja
sebelum mereka memperhitungkan janis pekerjaan dan resikonya.
Perusahaan yang
memberikan gaji yang besar adalah modal utama untuk mencari tenaga-tenaga kerja
yang profesional. Jika suatu perusahaan mendapatkan tenaga-tenaga kerja yang
profesional maka akan sangat menentukan kesuksesan bagi perusahaan tersebut. Karyawan
juga selalu disebut sebagai human capital, yang artinya karyawan adalah modal
terpenting untuk menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Karena mereka
adalah modal terpenting, fungsi dan peranan karyawan selalu bertujuan untuk
memaksimalkan produktivitas dan efisiensi perusahaan melalui cara kerja yang
aktif.
Perusahaan yang hebat
akan selalu merawat kualitas para karyawannya, baik dari sisi intelektualitas
ataupun dari sisi keterampilan. Jika suatu perusahaan telah mempunyai karyawan
yang profesional maka perusahaan tersebut juga harus memperhatikan sistem
penggajian karyawannya. Apabila suatu perusahaan mempunyai sistem penggajian
yang baik maka para karyawannya akan bekerja lebih optimal dan akan sangat
berpengaruh bagi kesuksesan perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka
diadakan penelitian ilmiah dalam rangka pembuatan penulisan ilmiah dengan judul
“Analisi Sistem Penggajian Karyawan Pada PT. Bintang Kristal Abadi”.
1.2 Rumusan
dan Batasan Masalah
Yang menjadi rumusan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Sistem Penggajian
Karyawan pada PT. Bintang Kristal Abadi Tiap Bulannya?”
Untuk mempermudah
pembahasan agar mencapai sasaran yang dituju, penulis membatasi masalah sistem
penggajian pada PT. Bintang Kristal Abadi untuk karyawan pada bulan maret 2016.
1.3 Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ilmiah ini adalah untuk
menganalisis sistem penggajian karyawan pada PT. Bintang Kristal Abadi tiap
bulannya.
1.4 Manfaat
Penelitian
Manfaat yang diperoleh penulis dari
penelitian ini adalah :
1.
Bagi Akademis
Penulis
mengharapkan agar para akademis dapat memahami dan mengenal lebih jauh
tugas-tugas didalam perusahaan khususnya dalam pengendalian internal terhadap
penggajian karyawan didalam perusahaan tersebut.
2.
Bagi Perusahaan
Penulis
mengharapkan agar perusahaan dapat mengetahui lebih jauh apabila pengendalian
internal mereka terhadap sistem penggajian karyawan sudah berjalan dengan baik
atau belum.
1.5 Metode
Penelitian
Dalam penelitian ini metode penelitian
yang digunakan antara lain :
1.5.1
Objek Penelitian
Penulis melakukan studi langsung ke
perusahaan yaitu PT. Bintang Kristal Abadi. Yang beralamat di Desa Cimpaeun RT
05 RW 04 Tapos-Cimanggis,Indonesia.
1.5.2
Data/Variabel
Dalam penyusunan penulisan ilmiah ini,
penulis menggunakan data sekunder yaitu berupa dokumen gaji karyawannya pada
bulan maret 2016.
1.5.3
Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
penulis mengenai perusahaan ini sebagai objek penelitian, penulis melakukan
dengan dua cara yaitu :
Ø Studi
Pustaka
Penulis mencari dan meneliti
sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan penyusunan penulisan ilmiah ini. Penulis
mempelajari buku-buku sebagai bahan acuan pembahasan materi dalam penulisan
ilmiah ini.
Ø Penelitian
Lapangan
Penulis mengadakan wawancara langsung
kepada karyawan PT. Bintang Kristal Abadi untuk memperoleh data yang berkaitan
dengan penulisan ilmiah ini.
1.5.4
Alat Analisis yang digunakan
Ø Analisis
Deskriptif
·
Flowchart
Ø Analisi
Kualitatif
·
Naratif (menceritakan dalam bentuk memo
atau catatan)
Langganan:
Komentar (Atom)




