Senin, 20 Oktober 2014

cara meningkatkan partisipasi anggota dalam koperasi



Cara Meningkatkan Partisipasi Anggota dalam Koperasi
Ada berbagai macam cara untuk dapat meningkatkan partisipasi, yang diantaranya dengan menggunakan materi atau nonmateri. Peningkatan partisipasi dengan menggunakan materi dapat melalui pemberian bonus, tunjangan, komisi dan insentif serta lainnya. Sedangkan peningkatan melalui nonmateri yaitu dengan cara memberikan suatu motivasi kepada semua komponen atau unsure yang ada dalam suatu lingkungan tertentu. Salah satu contohnya adalah dengan jalan mengikutsertakan semua komponen atau unsur, terutama dalam proses pembuatan perencanaan maupun dalam hal pengambilan keputusan.
Dari berbagai macam cara, mana cara yang paling baik sudah barang tentu tidak dapat ditetapkan dengan pasti, sebab segala sesuatu akan sangat tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing. Cara yang paling tepat untuk suatu situasi dan kondisi, yaitu : mengikutsertakan semua komponen atau unsur secara langsung dalam proses pembuatan perencanaan dan pengambilan keputusan. Seperti kita ketahui bahwa seorang pemimpin tidak akan melaksanakan sendiri seluruh perencanaan dan keputusannya, sehingga dengan demikian perencanaan dan keputusan yang baik itu hanya akan tinggal diatas kertas saja. Dalam proses pembuatan perencanaan dan pengambilan keputusan sebaiknya kita mengikutsertakan semua komponen. Dengan demikian maka perencanaan dan keputusan yang dibuat kemungkinan akan menjadi lebih baik, sebab akan mendapatkan masukan atau bahan-bahan dari semua komponen atau unsure yang ada gunanya. Dengan cara seperti itu semua komponen atau unsur akan merasa semangat dalam mengerjakan tugas-tugasnya karena mereka merasa dianggap dalam hal pembuatan dan pengambilan keputusan.
Cara-cara lain untuk meningkatkan partisipasi anggota pada koperasi, yaitu :
·        Menjelaskan tentang maksud tujuan perencanaan dan keputusan yang dikeluarkan.
·        Meminta tanggapan dan saran tentang perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan.
·        Meminta informasi tentang segala sesuatu dari semua komponen dalam usaha membuat keputusan dan mengambil keputusan.
·        Memberikan kesempatan yang sama kepada semua komponen atau unsur yang ada.
·        Meningkatkan pendelegasian wewenang.

Jadi kesimpulannya, cara meningkatkan partisipasi anggota dalam koperasi bisa dilakukan berbagai cara salah satunya adalah mengikutsertakan semua komponen atau unsur dalam pembuatan dan pengambilan keputusan. Kalau ingin meningkatkan perkembangan koperasi seharusnya kita mulai dari partisipasi para anggota jika anggota tidak ikut berpartisipasi maka semuanya akan sulit. Jadi, pemimpin seharusnya memikirkan para anggotanya untuk ikut berpartisipasi agar mereka menjadi ada gairah untuk bekerja dan merasa dianggap penting dalam hal yang menyangkut koperasi tersebut.
Daftar Pustaka
Amin Azis M., 1985, Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi, dalam Sri Edi Swasono, ”Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta UI Press.
Hendar dan Kusnadi, 1999, Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi), Jakarta, Fakultas Ekonomi UI.
Nama                : Ade Barkah Assyifa
NPM                  : 20213127
Kelas                : 2EB05
Mata Kuliah      : Ekonomi Koperasi

kekuatan dan kelemahan koperasi dalam sistem pasar



Kekuatan dan Kelemahan Koperasi Dalam Sistem Pasar
Sebagai bagian dari system pasar secara keseluruhan, koperasi akan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang bukan koperasi. Untuk memenangkan persaingan, bagaimanapun koperasi harus mempunyai kemampuan bersaing di pasar. Berbagai strategi dan kebijaksanaan yang biasa dilakukan oleh banyak perusahaan nonkoperasi harus digunakan oleh koperasi agar mampu meraih target pasar yang dikehendaki. Koperasi harus mampu menggunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki, mampu mencari peluang yang dapat meningkatkan pertumbuhan, memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dalam tubuh koperasi.
        Sebagai organisasi yang dimiliki oleh para anggota, koperasi sangat mungkin memanfaatkan kekuatannya terutama yang berhubungan dengan economies of scale, bargaining position di pasar sebagai akibat bersatunya para produsen dalam koperasi, kemampuan dalam menghadapi ketidakpastian (uncertainty), pemanfaatan inter-linkage market dan transaction cost sebagai akibat self control dan self management. Kendati pun banyak kekuatan yang sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh koperasi, tetapi sisi lain yang masih memprihatinkan adalah rendahnya tingkat pertumbuhan koperasi sebagai akibat ketidakmampuan koperasi dalam mencari dan memanfaatkan peluang yang ada. Keengganan mencari dan memanfaatkan peluang terutama karena struktur dasar koperasi yang kurang mendukung kewirausahaan koperasi. Bila seorang anggota mempunyai kemampuan dan kemauan dalam menemukan dan memanfaatkan peluang, maka hasil yang diperoleh dari usaha tersebut akan dimanfaatkan oleh semua anggota atau anggota potensial. Jika anggota tersebut memperoleh peluang, maka secara rasional anggota tersebut akan lebih menguntungkan bila memanfaatkannya untuk kepentingan sendiri atau bekerja dengan pihak lain yang dapat memberikan keuntungan lebih besar dibanding keuntungan  keuntungan yang diberikan koperasi.
        Bila dikaji secara teoritis, banyak kelemahan koperasi yang timbul dari sifat dasarnya. Dalam prinsip-prinsip koperasi dapat dikemukakan terdahulu terlihat ada kelemahan dalam struktur permodalan pada koperasi. Pemupukan modal memang bias dilakukan melalui seperti tabungan, modal-modal pribadi yang diberikan, dll tetapi cara itu sulit karena ada kelemahannya, yaitu :
1.    Prinsip keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela.
2.   Prinsip control secara demokratis.
3.   Prinsip pembagian sisa hasil usaha berdasarkan jasa anggota.
4.   Prinsip bunga yang terbatas atas modal.
Secara keseluruhan, kelemahan-kelemahan koperasi dalam structural permodalan bahwa koperasi tidak cocok untuk bidang usaha yang membutuhkan dana besar. Tetapi disisi lain koperasi bisa untuk usaha-usaha kecil. Kelemahan dalam hal modal itu bukan masalahnya yang besar jika dari para anggotanya dapat secara bersama-sama meningkatkan pertumbuhan koperasi bukan mementingkan kebutuhan pribadi atau kelompok.
Daftar Pustaka
Amin Azis M., 1985, Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi, dalam Sri Edi Swasono, ”Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta UI Press.
Hendar dan Kusnadi, 1999, Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi), Jakarta, Fakultas Ekonomi UI.
Nama                : Ade Barkah Assyifa       
NPM                  : 20213127
Kelas                : 2EB05
Mata Kuliah      : Ekonomi Koperasi

Rabu, 08 Oktober 2014

Partisipasi Anggota Dalam Pengembangan Koperasi

Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi

Dalam dunia perkoperasian kita mengetahui bahwa anggota merupakan suatu hal terpenting dalam perkembangan suaatu koperasi, dimana dalam hal ini anggota diharapkan dapat berpartisipasi secara optimal, dibutuhkan strategi yang  jitu jika seorang pemimpin koperasi ingin memajukan koperasinya. Perencanaan strategi jitu ini sanggat penting, bagaimana tidak, jika seorang pemimpin  salah mengatur strategi bukannya keuntungan yang diraih tetapi malah sebaiknya. Anggota koperasi pada dasarnya juga adalah pemilik dari koperasi tersebut , oleh karena itu anggota diwajibkan untuk memajukan dan mengembangkan organisasinya. Oleh karena itu anggota koperasi dituntut berperan aktif dalam berpartisipasi dalam mengembangkan dan memajukan koperasinya baik secara langsung ataupun tidak. tugas dari pemimpin koperasi untuk mengatur strategi yang tepat untuk mewujudkan partisipasi dalam anggotanya, pada dasarnya partisipasi anggota koperasi menyangkut tiga aspek, yaitu: pertama, Partisipasi anggota dalam manajemen organisasi, seperti penetapan tujuan, pengambilan keputusan dan kebijakan, serta pengawasan/pengendalian. Kedua Partisipasi anggota dalam pemupukan  modal, seperti penyertaan  modal, pembentukan cadangan modal, dan simpanan-simpanan. Ketiga, Partisipasi dalam pemanfaatan layanan usaha koperasi. Karena itu pemimpin diharapkan mampu menyusun strategi yang tepat untuk para anggotanya.

Koperasi dapat bersaing dengan organisasi-organisasi lain dalam hal modal,pelanggan, dan terutama dalam hal anggota. Bila mereka ingin menarik anggota lebih banyak lagi, mereka harus menawarkan keunggulan khusus yang tidak dapat diberikan oleh organisasi lainnya. Dengan kata lain keunggulan khusus tidak akan dijumpai pada organisasi lain dan hanya dapat direalisasikan oleh individu-individu jika mereka menjadi anggota suatu koperasi. Dalam pengertian yang lebih jauh, keunggulan itu akan diperoleh jika mereka menjadi pemilik dan pada waktu yang bersamaan juga menjadi pemakai dari servis-servis yang diberikan koperasi tersebut. Dalam usaha untuk pengembangan koperasi seorang pemimpin harus mempunyai perencanaan tujuan strategi. perencanaan tujuan strategi disini ialah tujuan pemimpin dalam mengembangkaan koperasinya, jika sebuah perencanaan tanpa adanya tujuan maka akan membuat para anggota koperasi bertanya-tanya untuk apakah mereka harus berpartisipasi, jika para anggota telah mengetahui tujuan dan arah dari partisipasi tersebut maka para anggota dapat lebih bersemangat dalam berpasrtisipasi.

Namun dalam partisipasi yang sangat dibutuhkan adalah sukarela anggota koperasi dalam melalakukan partisipai,karena dengan adanya sukarela ini maka keberhasilan koperasi sangatlah tinggi. Namun untuk menimbulkan rasa suka rela ini sangatlah sukar, kerena pada zaman sekarang kebanyakan para anggota hanya berpartisipasi hanya jika adanya timbal balik yang berupa materi atau uang. Ropke (1997) berpendapat bahwa “tanpa partisipasi anggota, kemungkinan atas rendahnya/menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi akan lebih besar”. Pendapat lain dikemukakan oleh Amin Azis (1985) yang menyatakan ” partisipasi anggota dalam kehidupan koperasi sangatlah penting untuk memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan koperasi (keberhasilan koperasi)”. Jadi, partisipasi dari masyarakat sangat penting dalam pengembangan koperasi. Jika anggota koperasi acuh tak acuh dalam proses pengembangan koperasi maka proses tersebut tidak dapat tercapai. Jadi, jika para anggota koperasi turut membantu maka mereka akan mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Daftar Pustaka
Amin Azis M., 1985, Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi, dalam Sri Edi Swasono, ”Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta UI Press.
Hendar dan Kusnadi, 1999, Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi), Jakarta, Fakultas Ekonomi UI.



Nama               : Ade Barkah Assyifa
NPM                : 20213127
Kelas               : 2EB05
Mata Kuliah     : Ekonomi Koperasi
Description: logo gundar.jpg



Partisipasi Anggota Dalam Pengembangan Koperasi

Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi

Dalam dunia perkoperasian kita mengetahui bahwa anggota merupakan suatu hal terpenting dalam perkembangan suaatu koperasi, dimana dalam hal ini anggota diharapkan dapat berpartisipasi secara optimal, dibutuhkan strategi yang  jitu jika seorang pemimpin koperasi ingin memajukan koperasinya. Perencanaan strategi jitu ini sanggat penting, bagaimana tidak, jika seorang pemimpin  salah mengatur strategi bukannya keuntungan yang diraih tetapi malah sebaiknya. Anggota koperasi pada dasarnya juga adalah pemilik dari koperasi tersebut , oleh karena itu anggota diwajibkan untuk memajukan dan mengembangkan organisasinya. Oleh karena itu anggota koperasi dituntut berperan aktif dalam berpartisipasi dalam mengembangkan dan memajukan koperasinya baik secara langsung ataupun tidak. tugas dari pemimpin koperasi untuk mengatur strategi yang tepat untuk mewujudkan partisipasi dalam anggotanya, pada dasarnya partisipasi anggota koperasi menyangkut tiga aspek, yaitu: pertama, Partisipasi anggota dalam manajemen organisasi, seperti penetapan tujuan, pengambilan keputusan dan kebijakan, serta pengawasan/pengendalian. Kedua Partisipasi anggota dalam pemupukan  modal, seperti penyertaan  modal, pembentukan cadangan modal, dan simpanan-simpanan. Ketiga, Partisipasi dalam pemanfaatan layanan usaha koperasi. Karena itu pemimpin diharapkan mampu menyusun strategi yang tepat untuk para anggotanya.

Koperasi dapat bersaing dengan organisasi-organisasi lain dalam hal modal,pelanggan, dan terutama dalam hal anggota. Bila mereka ingin menarik anggota lebih banyak lagi, mereka harus menawarkan keunggulan khusus yang tidak dapat diberikan oleh organisasi lainnya. Dengan kata lain keunggulan khusus tidak akan dijumpai pada organisasi lain dan hanya dapat direalisasikan oleh individu-individu jika mereka menjadi anggota suatu koperasi. Dalam pengertian yang lebih jauh, keunggulan itu akan diperoleh jika mereka menjadi pemilik dan pada waktu yang bersamaan juga menjadi pemakai dari servis-servis yang diberikan koperasi tersebut. Dalam usaha untuk pengembangan koperasi seorang pemimpin harus mempunyai perencanaan tujuan strategi. perencanaan tujuan strategi disini ialah tujuan pemimpin dalam mengembangkaan koperasinya, jika sebuah perencanaan tanpa adanya tujuan maka akan membuat para anggota koperasi bertanya-tanya untuk apakah mereka harus berpartisipasi, jika para anggota telah mengetahui tujuan dan arah dari partisipasi tersebut maka para anggota dapat lebih bersemangat dalam berpasrtisipasi.

Namun dalam partisipasi yang sangat dibutuhkan adalah sukarela anggota koperasi dalam melalakukan partisipai,karena dengan adanya sukarela ini maka keberhasilan koperasi sangatlah tinggi. Namun untuk menimbulkan rasa suka rela ini sangatlah sukar, kerena pada zaman sekarang kebanyakan para anggota hanya berpartisipasi hanya jika adanya timbal balik yang berupa materi atau uang. Ropke (1997) berpendapat bahwa “tanpa partisipasi anggota, kemungkinan atas rendahnya/menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi akan lebih besar”. Pendapat lain dikemukakan oleh Amin Azis (1985) yang menyatakan ” partisipasi anggota dalam kehidupan koperasi sangatlah penting untuk memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan koperasi (keberhasilan koperasi)”. Jadi, partisipasi dari masyarakat sangat penting dalam pengembangan koperasi. Jika anggota koperasi acuh tak acuh dalam proses pengembangan koperasi maka proses tersebut tidak dapat tercapai. Jadi, jika para anggota koperasi turut membantu maka mereka akan mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Daftar Pustaka
Amin Azis M., 1985, Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi, dalam Sri Edi Swasono, ”Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta UI Press.
Hendar dan Kusnadi, 1999, Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi), Jakarta, Fakultas Ekonomi UI.



Nama               : Ade Barkah Assyifa
NPM                : 20213127
Kelas               : 2EB05
Mata Kuliah     : Ekonomi Koperasi
Description: logo gundar.jpg



Partisipasi Anggota Dalam Pengembangan Koperasi

Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi
Dalam dunia perkoperasian kita mengetahui bahwa anggota merupakan suatu hal terpenting dalam perkembangan suaatu koperasi, dimana dalam hal ini anggota diharapkan dapat berpartisipasi secara optimal, dibutuhkan strategi yang  jitu jika seorang pemimpin koperasi ingin memajukan koperasinya. Perencanaan strategi jitu ini sanggat penting, bagaimana tidak, jika seorang pemimpin  salah mengatur strategi bukannya keuntungan yang diraih tetapi malah sebaiknya. Anggota koperasi pada dasarnya juga adalah pemilik dari koperasi tersebut , oleh karena itu anggota diwajibkan untuk memajukan dan mengembangkan organisasinya. Oleh karena itu anggota koperasi dituntut berperan aktif dalam berpartisipasi dalam mengembangkan dan memajukan koperasinya baik secara langsung ataupun tidak. tugas dari pemimpin koperasi untuk mengatur strategi yang tepat untuk mewujudkan partisipasi dalam anggotanya, pada dasarnya partisipasi anggota koperasi menyangkut tiga aspek, yaitu: pertama, Partisipasi anggota dalam manajemen organisasi, seperti penetapan tujuan, pengambilan keputusan dan kebijakan, serta pengawasan/pengendalian. Kedua Partisipasi anggota dalam pemupukan  modal, seperti penyertaan  modal, pembentukan cadangan modal, dan simpanan-simpanan. Ketiga, Partisipasi dalam pemanfaatan layanan usaha koperasi. Karena itu pemimpin diharapkan mampu menyusun strategi yang tepat untuk para anggotanya.



Koperasi dapat bersaing dengan organisasi-organisasi lain dalam hal modal,pelanggan, dan terutama dalam hal anggota. Bila mereka ingin menarik anggota lebih banyak lagi, mereka harus menawarkan keunggulan khusus yang tidak dapat diberikan oleh organisasi lainnya. Dengan kata lain keunggulan khusus tidak akan dijumpai pada organisasi lain dan hanya dapat direalisasikan oleh individu-individu jika mereka menjadi anggota suatu koperasi. Dalam pengertian yang lebih jauh, keunggulan itu akan diperoleh jika mereka menjadi pemilik dan pada waktu yang bersamaan juga menjadi pemakai dari servis-servis yang diberikan koperasi tersebut. Dalam usaha untuk pengembangan koperasi seorang pemimpin harus mempunyai perencanaan tujuan strategi. perencanaan tujuan strategi disini ialah tujuan pemimpin dalam mengembangkaan koperasinya, jika sebuah perencanaan tanpa adanya tujuan maka akan membuat para anggota koperasi bertanya-tanya untuk apakah mereka harus berpartisipasi, jika para anggota telah mengetahui tujuan dan arah dari partisipasi tersebut maka para anggota dapat lebih bersemangat dalam berpasrtisipasi.

Namun dalam partisipasi yang sangat dibutuhkan adalah sukarela anggota koperasi dalam melalakukan partisipai,karena dengan adanya sukarela ini maka keberhasilan koperasi sangatlah tinggi. Namun untuk menimbulkan rasa suka rela ini sangatlah sukar, kerena pada zaman sekarang kebanyakan para anggota hanya berpartisipasi hanya jika adanya timbal balik yang berupa materi atau uang. Ropke (1997) berpendapat bahwa “tanpa partisipasi anggota, kemungkinan atas rendahnya/menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi akan lebih besar”. Pendapat lain dikemukakan oleh Amin Azis (1985) yang menyatakan ” partisipasi anggota dalam kehidupan koperasi sangatlah penting untuk memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan koperasi (keberhasilan koperasi)”. Jadi, partisipasi dari masyarakat sangat penting dalam pengembangan koperasi. Jika anggota koperasi acuh tak acuh dalam proses pengembangan koperasi maka proses tersebut tidak dapat tercapai. Jadi, jika para anggota koperasi turut membantu maka mereka akan mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Daftar Pustaka
Amin Azis M., 1985, Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi, dalam Sri Edi Swasono, ”Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta UI Press.
Hendar dan Kusnadi, 1999, Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi), Jakarta, Fakultas Ekonomi UI.



Nama               : Ade Barkah Assyifa
NPM                : 20213127
Kelas               : 2EB05
Mata Kuliah     : Ekonomi Koperasi
Description: logo gundar.jpg